Tuesday, August 11, 2015

World Breastfeeding Week

Pekan ASI Sedunia

   
Setiap tahunnya, pekan pertama di bulan Agustus didedikasikan untuk menggingatkan kita betapa pentingnya ASI sebagai nutrisi ideal bagi bayi. World Breastfeeding Week (WBW) atau Pekan ASI Sedunia (PAS) adalah peristiwa global yang dimulai pertama kali pada tahun 1992 oleh World Alliance for Breastfeeding action (WABA) dan sekarang sudah dilaksanakan di lebih dari 120 negara oleh UNICEF, WHO, dan rekanannya, termasuk individu, organisasi dan lembaga pemerintahan. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk mempromosikan pemberian ASI eksklusif untuk 6 bulan pertama yang mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kesehatan ibu dan bayi.

Tema yang diangkat pada tahun 2015 “Menyusui dan Bekerja: Mari Kita Sukseskan!”
menekankan kepada individu maupun kelompok masyarakat supaya memberi dukungan kepada wanita dalam menyusui dan bekerja.  
Bekerja saat ini merupakan peranan seorang ibu yang semakin umum terjadi karena tekanan pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.  Apapun keadaannya, di rumah maupun di tempat kerja, sangatlah penting seorang wanita menyusui untuk mendapatkan dukungan dan sarana dalam rangka menyukseskan tujuan menyusuinya.
Tempat kerja yang mendukung pemenuhan kebutuhan ASI ini sebetulnya terbukti sangat menguntungkan bagi perusahaan, dimana dengan dukungan tersebut, perusahaan dapat:
·        Mempertahankan karyawan berpengalaman
·        Meningkatkan moral dan produktivitas
·        Mengurangi biaya perekrutan dan pelatihan bagi pegawai baru
·        Mengurangi waktu ijin akibat harus mengurus anak yang sakit
·        Mengurangi biaya kesehatan dan asuransi
Walaupun demikian,  pelaksanaannya memang tidak semudah membalik telapak tangan, semuanya itu harus didukung dengan usaha yang sungguh sungguh.  Apalagi jika kita dihadapkan pada kondisi dimana wanita sebagai ibu dan pekerja yang sangat sibuk.  Untuk mempertahankan jumlah ASInya ketika seorang ibu tidak sedang bersama bayinya, ia harus memompanya sesering ia menyusui bayinya, dimana akan sangat sulit dilakukan apalagi jika ia bekerja selama 10-12 jam shift dalam keadaan kerja yang sangat sibuk.
Dukungan yang diterima seorang ibu yang bekerja dari rekan kerja dan atasannya akan sangat menentukan keberhasilan tersebut. Mengetahui hambatan apa saja yang bisa didapat seorang pekerja dan juga perencanaan yang baik sangatlah membantu dalam mengatasi hal diatas. Beberapa hal yang dapat membantu dalam perencanaan seperti:
Bicarakanlah dengan supervisor anda sewaktu anda hamil mengenai rencana untuk menyusui.
Tentukan tempat yang paling nyaman untuk memompa ASI di tempat kerja.
Mintalah saran rekan kerja yang sudah menyusui sebelumnya.
Tentukan jenis pompa ASI yang sesuai dengan kebutuhan anda.
Jika memungkinkan bicarakan kemungkinan untuk mendapatkan jadwal kerja yang lebih fleksibel dengan atasan anda.
Yang terakhir, ingatlah bahwa disaat anda mulai memberikan ASI pada bayi anda, hal itu akan mempengaruhi kesehatannya untuk saat ini dan juga jauh setelah anda mengurangi atau menghentikan pemberian ASI tersebut kepada bayi anda. Usaha anda akan sangat berpengaruh didalam hidup mereka dan juga hidup anda. Dengan perencanaan dan dukungan yang baik, anda pasti berhasil.


Catatan: Banyaknya orang yang belum mendukung program pemberian ASI bagi wanita pekerja, ditambah ketidaktahuan akan pentingnya ASI bagi bayi sangatlah mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. 

Monday, August 10, 2015

Bayi Prematur




Resiko Persalinan Prematur dan Gejala yang Harus Diketahui



Terlalu banyak bayi yang dilahirkan prematur. 
Menurut data dari World Health Organization (WHO),  ada sekitar 15 juta bayi dilahirkan prematur setiap tahunnya, dan dari tahun ketahun angka ini terus bertambah. Indonesia menurut laporan WHO menduduki urutan ke-5 terbanyak dari kelahiran bayi prematur di dunia dengan 675.700 bayi lahir prematur pada tahun 2010. 

Kehamilan anda semestinya berjalan selama kurang lebih 40 minggu, sehingga memberikan bayi anda waktu untuk bertumbuh dengan sempurna. Prematur berarti bayi anda dilahirkan sebelum 37 minggu masa kehamilan, atau lebih dari 3 minggu sebelum waktunya.

Ketika anda berpikir bahwa tidak ada bahayanya untuk melahirkan bayi anda sedikit lebih cepat, kelahiran prematur mempunyai resiko yang sangat besar yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada bayi anda. Prematuritas juga merupakan penyebab kematian bayi terbanyak. Beberapa minggu terakhir tersebut sangatlah penting untuk pertumbuhan terakhir dari jantung, paru-paru, otak dan organ tubuh penting lainnya dari bayi anda. Bayi prematur sering mengalami masalah jangka pendek ataupun jangka panjang dari segi fisik dan mental.

Apa yang dapat dilakukan oleh anda? 

Sebagai gambaran awal, harus dipahami bahwa semua wanita hamil mempunyai resiko untuk mengalami persalinan prematur, termasuk anda. Seringkali penyebabnya tidak diketahui. Bicarakan dengan dokter anda tentang langkah langkah sederhana yang dapat diambil untuk mengurangi resiko tersebut, termasuk mengubah gaya hidup anda, seperti makanan yang baik, tidak merokok, minum vitamin untuk kehamilan, dan kontrol kehamilan rutin, ataupun hal hal lainnya.

Setiap calon ibu harus mengenali tanda-tanda dari dimulainnya persalinan prematur, dan apa yang harus lakukan jika anda mengalaminya. 
Gejalanya dapat sangat sulit dikenali, seperti sakit punggung, diare atau kram perut ringan. Kadang dapat juga sangat jelas dan menakutkan seperti perdarahan dari vagina disertai nyeri perut. Jika anda mempunyai keraguan apapun, sebaiknya anda menghubungi dokter anda! Lebih baik salah menduga dari pada kita melawatkan kesempatan untuk mencegah persalinan prematur.

Walaupun semua wanita hamil mempunyai resiko untuk persalinan prematur, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko tersebut. Sebagai contohnya, jika anda pernah mengalami persalinan prematur sebelumnya, jika ada masalah dengan leher rahim anda, ataupun anda mempunyai kehamilan dengan janin kembar atau lebih, maka resiko anda menjadi lebih besar.

Pemeriksaan yang lengkap dapat membantu dokter anda untuk menentukan apakah anda termasuk yang beresiko lebih tinggi, dan jika demikian apa yang dapat dilakukan. Ada beberapa opsi penanganan untuk mengurangi resiko melahirkan bayi terlalu awal.


Akhirnya, jika anda mengalami persalinan prematur, sangatlah penting untuk mencoba mengidentifikasikan penyebabnya. Jika anda dapat menentukan penyebab dari persalinan prematur tersebut, anda dan dokter anda dapat menggunakannya untuk mengurangi resiko tersebut berulang kembali pada kehamilan berikutnya. 






Saturday, August 8, 2015

CMV Pada kehamilan



CMV Pada Kehamilan: Apa yang Perlu Saya Ketahui?



Cytomegalovirus (CMV) merupakan virus yang banyak terdapat di lingkungan sekitar kita. Walaupun demikian pada umumnya kita tidak pernah mendengar ataupun mengetahuinya.
Perlu diketahui bahwa CMV merupakan virus yang paling sering didapat secara kongenital, dimana kurang lebih 1 dari setiap 100 sampai 150 bayi yang dilahirkan terinfeksi virus tersebut. CMV juga umum terdapat pada anak-anak maupun orang dewasa.

Kurang lebih 50-80 persen dari wanita usia subur sudah terpapar CMV, dan 1 sampai 5 persen dari wanita hamil akan terkena CMV untuk pertama kalinya selama masa kehamilan mereka.

Kebanyakan infeksi CMV tidak bergejala ataupun berbahaya, akan tetapi, pada wanita hamil, CMV dapat di tularkan ke janinnya, dan akibatnya dapat menimbulkan efek yang sangat berat pada janin atau bayi tersebut.

Karena itu, sangatlah penting pada setiap wanita hamil untuk mengetahui masalah ini. Setiap wanita yang sedang mengandung harus mendiskusikan tentang CMV dengan dokter kandungannya. Test untuk infeksi CMV merupakan tes laboratorium yang sederhana, akan tetapi dapat sangat membantu untuk penanganan lebih lanjut.
Sayangnya, beberapa penelitian yang ada mengarah pada kenyataan bahwa hampir semua wanita usia subur dan yang lebih mengejutkan lagi, banyak dokter kandungan tidak sadar pada penatalaksanaan dari infeksi CMV terkini. 
Untuk itu saya akan coba menuliskan beberapa informasi dasar penting, semoga dapat berguna bagi pembaca:

Apakah Gejala dan Tanda dari CMV selama kehamilan?

Kebanyakan infeksi CMV pada wanita hamil timbul tanpa gejala. Gejala yang dapat timbul paling sering adalah demam, nyeri tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening dan kelelahan tubuh yang berat. Kadang dapat timbul bercak di kulit, batuk ataupun diare. Gejala gejala tersebut sangatlah tidak spesifik untuk infeksi CMV serta dapat disebabkan oleh kondisi lainnya. Dan hal yang sangat disayangkan, sering wanita hamil menyadari akan CMV untuk pertama kalinya ketika bayinya sudah didiagnosa dengan infeksi kongenital CMV. Untuk itu, tes darah sangatlah diperlukan untuk mendiagnosa infeksi CMV pada kehamilan secara akurat.

Apakah infeksi CMV sering terjadi pada kehamilan?

Kurang lebih 1- 4% dari semua wanita hamil akan mengalami infeksi CMV primer selama kehamilan mereka. Jika mereka bekerja pada lingkungan yang berhubungan dengan anak anak, resiko dapat meningkat menjadi sekitar 10%.  Jika mempunyai balita dirumah yang terinfeksi aktif dengan CMV, resiko akan menjadi semakin tinggi, sampai mendekati 50% pada beberapa penelitian.

Apakah resikonya pada bayi jika terkena infeksi CMV selama kehamilan?

Infeksi CMV pada kehamilan dapat terjadi untuk pertama kali (primer) atau berulang (oleh strain lainnya dari CMV atau merupakan aktivasi kembali dari strain CMV yang sudah ada). Sekitar 40% dari wanita yang mengalami infeksi CMV primer selama kehamilannya, akan menularkan infeksi CMV pada bayi mereka.

Kebanyakan dari bayi yang lahir dengan infeksi CMV kongenital adalah tanpa gejala waktu lahir. Akan tetapi, 10% dari bayi yang terinfeksi dari ibu yang mengalami infeksi CMV primer akan timbul gejala baik selama masih di dalam kandungan ataupun sesudah lahir. Organ tubuh yang dapat terkena sangatlah bervariasi, dimana dapat menimbulkan  kecacatan jangka panjang seperti gangguan pada pendengaran, penglihatan, kecerdasan, dan perkembangan motorik. Bahkan pada beberapa bayi dengan penyakit CMV kongenital berat, dapat berakibat sangat fatal. Karena itu, infeksi primer CMV pada ibu hamil sangatlah beresiko pada janinnya.

Wanita yang mendapatkan infeksi CMV berulang dapat juga menularkan CMV kepada bayinya, akan tetapi angka kejadiannya sangatlah rendah (<0,1%) dibandingkan dengan infeksi primer, dimana gejala berat jarang sekali timbul pada janin atau bayi yang terinfeksi.

Bagaimana kita melakukan tes untuk CMV selama kehamilan?

Tes untuk infeksi CMV adalah tes dengan sampel darah, disebut antibody CMV IgG. Tes tersebut akan menentukan apakah wanita hamil sudah terkena CMV. Hasil tes yang positif menandakan bahwa infeksi terjadi pada saat ini atau sebelumnya (infeksi lama).

Tes darah kedua disebut antibody CMV IgM, yang akan membantu menentukan apakah infeksi CMV terjadi saat ini atau di masa lalu. Jika hasilnya positif, infeksi mungkin terjadi saat ini, dimana biasanya infeksi didapat dalam 4 bulan terakhir. 
Antibody CMV IgM pada beberapa wanita akan tetap positif selama 4 bulan (kadang sampai 1 tahun atau lebih) atau dapat juga merupakan hasil positif palsu. Untuk itu, test ketiga dari antibodi CMV diperlukan, disebut indeks aviditas CMV IgG. Indeks  aviditas CMV IgG yang rendah menunjukan infeksi primer CMV terjadi kurang dari 4 bulan sebelum test darah dilakukan, dan indeks  aviditas CMV IgG tinggi  menunjukan infeksi terjadi pada 4 bulan yang sebelumnya ataupun lebih lama.  


Apa yang dapat dilakukan jika kita mendapatkan infeksi CMV selama kehamilan?  

Jika anda mendapatkan infeksi CMV selama kehamilan, dokter kandungan anda harus melakukan pemantauan dari pertumbuhan dan perkembangan janin dengan teliti menggunakan ultrasonografi (USG) ataupun pemeriksaan lainnya. Kadang konsultasi dengan spesialis feto-maternal atau spesialis di bidang kehamilan resiko tinggi diperlukan, terutama jika efek dari CMV didalam kandungan terlihat pada janin.


Terapi prenatal pada wanita hamil dengan hiperimun globulin CMV dapat mengurangi kemungkinan penularan dari CMV kejanin dan juga mengurangi atau memperbaiki akibat dari infeksi CMV pada janin.  Jika anda mengalami infeksi CMV primer selama kehamilan, diharapkan anda melakukan konsultasi dengan dokter kandungan anda tentang kemungkinan perlunya pemberian hiperimun globulin CMV selain pemantauan rutin kondisi janin anda selama dalam kandungan.