PERTUSIS ---- Batuk Rejan / Batuk Seratus
Hari ---- Penyakit berbahaya untuk bayi
yang sering dilupakan
Sebagai orang tua, seringkali kita
dihadapkan dengan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan, misalnya dalam
memutuskan apakah saya sebaiknya mengijinkan anak perempuan saya mengikuti kegiatan
luar sekolah? Makanan apa yang akan dihidangkan malam ini? Apakah saya membuang
sampah malam ini atau besok pagi ketempat penampungannya? Tanggung jawab dalam mengambil keputusan akan ada dan berlangsung terus menerus
tanpa henti, sehingga kadang kita akan membagi, ada yang dianggap lebih penting, dan ada yang kurang
penting.
Hal diatas kadang membuat kita melupakan
atau kurang memprioritaskan imunisasi. Kita sering berkata kepada diri sendiri
untuk menunda pemberian vaksinasi anak atau kita sendiri. Apalagi dengan kesibukan kita sehari-hari,
kadang kita melewatkan jadwal vaksinasi yang ada. Akan tetapi, jika kita cermati kembali secara
mendalam, pikiran diatas sangatlah tidak sesederhana itu. Misalnya, jika kita
atau anak kita sakit, tentunya merupakan suatu hal yang tidak sederhana lagi. Banyak
waktu, tenaga dan keuangan akan terbuang sia sia jika kita sudah sakit. Salah satu penyakit yang sangat berbahaya
untuk bayi anda adalah penyakit pertusis atau batuk rejan. Mari kita
pahami dengan baik mengenai penyakit ini.
Pertusis merupakan penyakit yang
sangat menular. Diagnosa penyakit ini
sering tidak disadari baik oleh tenaga medis maupun pasien, dimana pada orang
dewasa gejalanya kadang menyerupai gejala batuk pada umumnya. Akan tetapi pertusis sangatlah berbahaya bagi
bayi. Tercatat lebih dari 200 ribu kematian pada anak secara global, dimana
bayi merupakan kelompok umur yang menderita paling berat. Hampir semua kejadian
yang meninggal akibat pertusis mengenai bayi dibawah 3 bulan, usia dimana bayi
belum dapat diberikan vaksinasi sehingga bayi belum dapat melindungi dirinya
sendiri. Hal lain yang mengejutkan adalah penelitian menyatakan bahwa sumber
penularan pada bayi dua pertiganya berasal dari ibunya sendiri.
Rekomendasi dari Advisory
Committee on Immunization Practices (ACIP) menyebutkan bahwa wanita hamil yang
belum mendapat vaksinasi harus mendapatkan
satu dosis tetanus toksoid, difteria toxoid, dan acellular pertusis vaksin
(Tdap). Vaksinasi
pada wanita hamil tersebut diharapkan untuk memberikan proteksi pada bayi dari
pertusis sampai mereka cukup umur untuk diberikan vaksinasi sendiri. 1
Untuk vaksinasi Pertusis direkomendasikan
setiap
wanita hamil mendapatkan satu kali suntikan Tdap setiap kehamilan, antara 27
sampai 36 minggu kehamilan. Bayi harus mendapatkan vaksinasi DTaP pada umur
2, 4, 6 dan 15 bulan dan vaksinasi ulangan pada umur 4-6 tahun. Remaja mendapatkan
vaksinasi Tdap pada umur 11-12 tahun.
Orang dewasa yang tidak pernah mendapatkan vaksin yang mengandung pertusis
harus mendapatkan satu dosis Tdap. 2
Sebagai orang tua, kita pasti berniat melindungi
anak- anak kita kapanpun kita bisa. Kita tidak pernah terlalu sibuk untuk
memakaikan jaket pelampung ataupun mengikatkan sabuk pengaman mobil. Lindungi anak anda dengan menjadikan
vaksinasi sebuah suatu prioritas. Cegahlah sesuatu yang dapat dicegah dengan
memberikan vaksinasi tepat waktu setiap saat.
No comments:
Post a Comment